Aksi Hari Pendidikan Nasional

Hardiknas; PMII tuntut pemerintah cabut UUPT

LKKP PMII peringati hari KARTINI

Lembaga Kajian dan Kreatifitas Perempuan PMII melakukan aksi pembagian hasil kerajinan tangan kepada warga di sekitar jetayu dan menampilkan seni baca puisi.

Solidaritas Pasar Tiban

Aliasni Rakyat Pekalongan yang terdiri dari PMII, SMI, Paguyuban PASTI melakukan aksi tuntutan tolak relokasi pasar tiban

Headline

Headline

Rabu, 24 Desember 2014

BUNGA UNTUK IBU

Karya : Dwi Rakhmawati


Hidup seorang diri dengan kesibukan yang kian menjulang tinggi, membuatku bertahan hidup tanpa belaian Orang Tua, dan bahkan Aku tidak merindukan Mereka karena kesibukanku melalaikan segalanya. Hingga mungkin Aku bukanlah cahaya harapan yang mereka impikan selamaini.
Pagi setelah subuh, Aku harus bersiap-siap menuju kantor dimana tempatku bekerja. Jarak dari apartemenku kekantor cukup dekat, Namun karena tinggal di kota tidak menutup kemungkinan macet, sehingga Aku lebih cepat berangkatnya.
Aku tinggal sendiri di apartemen, rumah orang tuaku jauh di kampung. Sepertinya sudah lima tahun Aku tidak pulang, karena banyaknya kerjaan. Tapi setiap bulan, aku selalu kirim uang untuk ibu dan ayahku. Yang mungkin lebih dari cukup, tidak ada waktuku untuk telpon bertanya kabar di kampung, terlebih untuk bisa berkumpul bersama.
Tepat pukul 06.00 aku keluar dari apartemen, dengan kemeja merah, jas warna hitam mulus, dengan rok mini warna hitam membuat langkahku semakin yakin, dan berani untuk menghadapi kesibukan hari ini. Dan kulihat mobil merahku sudah terparkir di depan pintu, sopir pun sudah siap dengan tugasnya.
“Agak cepat sedikit ya mang..! Ada rapat jam 7 tepat,” pintuku dengan pak supir.
“Iya non,” jawabnya santun.
Di mobil aku menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan nanti, mungkin saja ada yang tertinggal. Tapi bukan itu harapannya. Setelah saya cek, semuanya lengkap dan tidak ada yang tertinggal. Aku tersenyum dan melihat jalan ibu kota yang begitu padat dari kaca jendela mobil.
Aku perhatikan manusia, mobil, sepeda motor, pejalan kaki semuanya sangat bersemangat pagi itu. Aku melihat pengemis-pengemis di jalanan tidak seperti biasa, pengemis wanita selalu membawa bunga, walau cukup layu, tapi mereka membawanya dengan penuh hati-hati.
Aku berpikir, sebenarnya ada apa dengan pengemis-pengemis itu,
“Mang, itu banyak pengemis wanita bawa bunga-bunga gitu, untuk apa yah kiranya?”, tanyaku penasaran.
“Oh mungkin karena ini tanggal 22 Desember non”, jawab pak supir sembari tersenyum.
“Oh, memangnya ada apa dengan tanggal 22 Desember?” tanyaku semakin bingung.
“Si Non tidak tahu, atau lupa?”, Tanya pak supir menatapku heran.
Aku semakin tidak mengerti dengan itu, kemudian lima menit aku terdiam, mencoba melupakan hal tadi. Namun pak supir bertanya,
“Non tidak pulang kerumah? Pasti kedua Orang tua sangat rindu?”, Tanya Pak Supir yang selama 6 tahun mendampingi.
Aku tatap wajah Pak Supir, dan Aku merasa apa yang Diakatakan benar. Namun seakan-akan Syetan membutakanku, dan menghadirkan bayangan-bayangan kerjaan dan kenikmatan dunia yang hanya sesaat.
“Sudahlah Mang, suatu saat aku pulang nanti.” Jawabku sembari menunduk.
“Apa Non tidak kasihan sama Ibudan Ayah? Mereka sangat merindukan  Non pastinya, sekali-kali lah telpon Mereka!”, pinta Pak Supir dengan halus dengan mata berkaca-kaca.
“Sudahlah Mang, tidak usah ikut campur”, kataku dengan nada lebih keras.
Seakan wajahku memerah menahan emosi yang ada. Pak Supir hanya terdiam, dan kembali fokus mengendarai mobil.
“Non, boleh saya katakan sesuatu?”, pinta Pak Supir.
“Silahkan saja!”, jawabku jutek.
Namun sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi, karena sudah sampai kantor. Dan aku begitu saja keluar dari mobil dan masuk ke kantor dengan buru-buru. Terlihat Pak Supir hanya menghela nafas, sepertinya ada hal penting yang ingin diakatakan, tapi Aku cuek saja.
“Selamat pagi Bu Raima”, sapa salah satu Pegawai.
“Selamat pagi”
Sesampainya di ruanganku, Aku langsung bergegas ke ruang rapat, dan memulai rapat dengan para Direktur dari perusahaan lain. Rapat dua jam begitu lamanya, mengenai terobosan dalam bisnis yang akan segera dijalankan.
Keluar dari ruang rapat, Aku langsung menyelesaikan tugas di ruanganku, sepertinya sudah banyak menumpuk disana. Karena sudah terlalu lelah, dan piker pun tidak bisa dipaksakan Aku langsung pulang ke rumah.
“Mang, tolong siapkan mobil, Aku pulang cepat!”,  pintaku dalam telpon
“Iya Non,” jawabnya patuh.
Lima menit kemudian, Aku keluar kantor dengan mata merah, kepala pusing, dan dengan rambut yang berantakan.
“Mari Non”, kata Pak Supir sembari membukakan pintu mobil.
Aku langsung masuk saja, diperjalanan menuju rumah. Pak Supir berhenti.
“kenapa mobilnya berhenti disini Mang?”, tanyaku.
“Non, tidak ingin membeli bunga untuk ibu?”, kata Pak Supir sembari menatapku.
“Bunga? Untuk Ibu? Ada apa dengan ibu?”, tanyaku heran.
“Hari ini, Hari Ibu Non, apa Non tidak sama sekali ingin memberikan hadiah untuk beliau di Hari Ibu ini?”
“setiap bulan saya kirim uang, itu sudah lebih dari cukup, sepertinya tidak usah, ayo jalan”
Namun Pak Supir tidak mau menjalankan mobilnya, dan masih berharap aku untuk membeli hadiah untuk diberikan ke Ibu.
“Mang, sudah sana turun dan beli bunga, suruh mereka untuk mengantarkan kerumah!”, pintaku dengan nada keras
“Tidak Non saja yang mengantarnya?”Tanya Pak Supir.
Aku diam, dan mengalihkan pandangan, beberapa menit kemudian Pak Supir keluar mobil, dan masuk ke toko bunga untuk membeli bunga untuk Ibuku.
“Silahkan Pak, mau bunga yang mana?”, tanya salah seorang pegawai
“Pilihkan saja mbak, yang pantas untuk Hari Ibu ini, nanti tolong kirimkan ke alamat ini”, sembari memberikan kertas berisikan alamat dan uang pembayaran.
Setelah itu Pak Supir langsung masuk ke mobil, dan terlihat ada Anak di depan mobilku, menangis sembari menatap bunga yang dibawa Pak Supirku. Diameraung-raung, aku takut Diakenapa-kenapa, Aku dekati Dia.
“Kenapa dek?” tanyaku sembari membelai rambut panjangnya.
“Kakak cantik, boleh nggak minta bunganya, satu saja”, pinta adek kecil dengan menangis.
Melihat wajahnya memerah, aku kasihan melihatnya dan aku tanya
“Bunganya untuk apa dek?”tanyaku
“Untuk kuberikan ke Ibuku kak, ini kan Hari Ibu. Dari tadi aku minta bunga ngga boleh, karena aku ngga punya uang kak. Ada Cuma segini”, sembari menunjukkan uang lima ratus rupiah
Adek kecil yang kiranya umur 4 tahun itu sepertinya membutuhkan bunga itu, dan aku meminta Pak supir membelikan bunga lagi untuk adek kecil ini. Setelah itu serasa senang sekali melihat wajah adek itu, senyuman diwajahnya begitu mekar. Padahal hanya bunga,
“Kakak, terimakasih yah bunganya, ini akan aku berikan ke Ibuku kak, Ibuku cantik, baik, saying banget sama Ibu.”kata adek sembari mencium bunga itu.
“Adek rumahnya mana?”, tanyaku
“Rumahku dimana-mana kak, rumahku banyak”, jawab adek kecil dengan lugu.
Sepertinya sekarang aku semakin kalut dengan keadaan adek kecil itu, dan sepertinya dia orang tidak punya. Dilihat dari pakaian yang kusam, badan yang kusam, rambut panjang yang tidak terawat.
“Ya sudah, kakak pulang dulu yah!”
Aku langsung masuk mobil dan tidak terasa air mataku keluar, melihat anak kecil itu. Bukan karna wajah memelasnya, tapi karena pengorbanan mencari bunga, dengan mencoba  membelikan bunga untuk Ibunya, di hari ibu ini. Sedangkan Aku?
Namun Aku tidak berpikir terlalu lama, lagian Aku juga sudah kirim bunga untuk Ibu. Kemudian, tiba-tiba adek kecil tadi menangis melihatku, dia sepertinya menginginkan sesuatu lagi.
Dia mengetok jendela mobil,
“kakak, bisa antar aku ke Ibu?”
“Ibu kamu di mana dek, memangnya jauh?”,tanyaku.
“Iya jauh kak, tadi aja aku kesini ikut truk sayuran”, jawabnya lugu
“ya sudah, sini masuk. Kakak antar ke ibu kamu yah”.
Diperjalanan kami saling berbincang-bincang, sepertinya hatiku mulai ramai. Karena memiliki teman walau itu hanya anak kecil. Sepuluh menit kemudian sampai,
“Kakak, ayoturun!”ajak adek itu.
Aku masih terheran-heran, kenapa turunnya disini.Aku keluar dari mobil dan mengikuti langkah adek kecil. Aku semakin heran, karena langkahku semakin mendekati suatu tempat yang tidak semestinya dijadikan rumah.
“kakak, ini rumah Ibu”, kata adek kecil sembari menunjuk makam.
Aku terasa hancur sudah melihat ini semuanya, rasa haru rasa sedih yang begitu menyayatku.
“Ibu, aku datang di hari ibu ini, ini ada bunga. Ibu, bunganya dibelikan sama kakak ini, kakak ini baik sekali bu. Ibu aku sayang ibu”, kata adek sembari memeluk makam ibunya.
Pemandangan itu semakin membuatku hancur. Sepertinya aku tidak ada apa-apanya untuk kedua orang tuaku, terlebih Ibuku. Aku bertanya-tanya, kenapa aku tidak sedikit pun berbakti dengan mencoba bertanya kabar ibu. Aku hanya bisa menangis. Pak supir pun ikut menangis,
“Mang, nanti kita kerumah ibu yah”, pintaku sembari mengusap air mata
“iya Non”, jawabnya bangga.
Seakan kejadian itu membuat mataku terbuka, terlebih hatiku.Bagaimana seorang ibu mencintai dan menyayangi kita tiada batasnya. Dan semua yang kita lakukan, paling tidak membuat mereka bahagia, dan tidak kesepian.


My Mom

My Mom

Karya: Naili

Dalam senyummu Engkau sembunyikan letihmu
Engkau yangg selalu mengerti Aku
Engkau yang selalu menemaniku
Engkau yang tak pernah letih menasehatiku

Engkaulah Ibuku
Cinta kasihku
Tanpamu Aku merasa hampa
Tanpanya Aku bukan apa-apa

Aku hanya seorang manusia lemah
Yang membutuhkan kekuatan
kekuatan cinta dan kasih sayang dari seorang Ibu

Engkau sangat berharga bagiku
Walaupun Engkau terkadang memarahiku
Aku tau....
Itu bentuk perhatian dan kepedulianmu padaku

Ya Allah....
berikanlah kesehatan pada Ibuku
Panjangkanlah umurnya
Aku ingin membahagiakannya...

Terima kasih Ibu
Atas apa yang telah Engkau berikan padaku
Aku akan selalu menyayangimu

Sepanjang hidupku




Senin, 22 Desember 2014

SEPERTIGA MALAM IBU

Ringkik jangkrik raungi malam sabit.
sepertiga diantara kesenyapan.
sesaat manusia tengah lenggah terjaga oleh mimpi-mimpinya...


sementara
kaki bertitah menghendaki sembah.
simpuh berkisah.
setelah seharian diri lelah menjejaki nada noda penghidupan...


betapa
kicauan jam dinding mengusik sadarku.
menggertak relung hati tuk kabarkan duka...
pada TUHAN...


tentang anakku yang kian tegap,
sementara aku kian membungkuk.
tentang anakku yang kian dewasa,
sementara aku kian membayi.
Dan tenteng hidupku yang kian muram meredup ...
karena senja tengah tunggui ajalku di penghujung mata.



Karya : Ika


Pusara Ibu


Di depan pusara ini kuterpaku
Menatap nanar bersama siluet senja
Yang semakin tajam menatapku
Mentari beranjak ke peraduannya
Tenggelam dalam bersama harapan

Aku tak tahu
Kenapa aku dilahirkan
Untuk apa aku hidup
Jika tak lagi ada harapan
Tiada tempat bersandar

Deru angin mengusik ingatanku
Daun-daun kering diombang-ambingnya
Hingga
Mendarat  pada gundukan tanah merah
Pusara Ibuku
Ibu yang ikhlas hadirkanku

Meski nyawanya sebagai ganti


Karya : Syarifa

Sabtu, 26 Juli 2014

SURAT PEMBACA


Powered byLembaga Penerbitan, Pers & Jurnalistik (LP2J)
PMII Komisariat ki Ageng Ganjur
STAIN Pekalongan 

Redaksi

Powered byLembaga Penerbitan, Pers & Jurnalistik (LP2J) 
PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur
STAIN Pekalongan 

Minggu, 29 Juni 2014

Tutorial Pnggandaan Memori/flasdisc

Flashdisc / memori  kamu penuh karena kapasitasnya Cuma sedikit ??. Jangan khawatir sahabat..
Ni.. admin kasih solusi agar kamu bisa sepuasnya perbesar kapasitas memori kamu.  Zzt.. jangan kasih tahu siapa-siapa ya.. Admin kasih softwarenya secara gretongan alias gratisan ni...  :-D
Sebenarnya banyak sekali cara memperbesar kapasitas memori yang sahabat miliki. Namun admin Cuma akan kasih kalian satu cara paling efektif dengan menggunakan SDATA.
Fungi dari SDATA ini adalah melipat gandakan memori dari 2GB menjadi 4GB, dari 4GB menjadi 8GB, dan dari 8GB menjadi 16GB. Super sekali kan sahabat.. hhh.  Admin gitu loh... (#sombong)
Sebelum melakukan penggandaan kapasitas, pertama yang harus sahabat lakuin adalah mem-Backup data yang ada di memori. Kemudian wasilah fatihah dulu.. hehe..
Udah ach.. langsung aja ni
1.      Download software SDATA disini
2.      Tunggu 5 detik, kemudian skip ad (lewati)
3.      Kemudian ketika muncul tampilan seperti di bawah ini. Klik unduh


4.      Kemudian klik unduh gratis (biasa anak kostan.. hehe)

5.      Setelah berhasil terdownload, ekstrak file tersebut.
6.      Buka folder sdata, pilih file SDATA tool dengan cara klik kanan “Run as administrator”

7.      Setelah muncul, masukkan memori/flashdisc  kalian. Direkomendasikan kalau memori harus pake memoricard. Jangan menggunakan handphone.

8.      Pilih “choose your data to compres
9.      Pilih alamat memori kamu. Misal flash/memori kamu adalah berada di “J’.
10.  Misalnya, Ukuran Flashdisk/Kartu memorimu aslinya 1GB nanti, dibagian “Compress To:
Akan terbuka Pilihan yang “4GBytes
Pilih pilihan itu terus Kalian Klik E-Compress Now.

11.  Setelah itu, kalian tunggu sampai prosesnya selesai..
12.  Sukses.. Flashdisk/Kartu memori mu berubah jadi 4GB.

Oh iya.. Untuk kamu yang mau Ubah memorinya dari 1GB ke 16GB
Dengan cara mengubah ukuran asli yang 1GB tersebut ke 4GB kemudian dari 4GB lakukan lagi seperti cara yang sama ke 8GB kemudian 16GB
Oh iya.. kelemahan Software ini, apabila flashdisk/kartumemori mu kamu format,
Otomatis dia akan kembali ke Ukurannya yang asli. Jadi kalo keformat harus dilakukan ulang lagi deh supaya jadi 16GB lagi.
Tapi kalo hanya sekedar Menghapus file melalui delete saja, gak apa2 kok.


http://p.pw/babqlZ
download here








P.pw - Shorten urls and earn money!